KUNJUNGAN SENATOR DPD RI KE KOTA BANDUNG
Genta 001, 10/1/23. Selasa, 10 Januari 2023 Kota Bandung mendapat kunjungan Senator DPD RI Dr.Abdul Kholik, SH, M.Si. Kunjungan ke Kota Bandung dalam rangka menampung aspirasi, masukan dan koordinasi dengan Manajemen Pusat PT KAI dan Perkumpulan Perantau/Diaspora Jawa Tengah di Bandung Raya mewakili komponen masyarakat. Abdul Kholik terpilih sebagai Senator DPD RI untuk periode 2019-2024 mewakili Prov. Jawa Tengah. Pertemuan diadakan di dua tempat yaitu kantor pusat PT KAI Jl. Perintis Kemerdekaan dan Hotel Sheraton Jl. Ir.H.Juanda No.390 Dago Atas.
Jajaran Direksi PT KAI yang terdiri Boby mewakili Dirut, Wili mewakili Daop 5 Purwokerto dan Buptar Daop 2 Bandung menyampaikan rencana PT KAI yang akan segera mengaktifkan beberapa jalur lama kereta api di Pulau Jawa bagian selatan untuk mengimbangi jalur pantai utara yang cenderung jenuh. Jalur selatan yang selama ini tertidur seperti Cianjur-Sukabumi, Kota Bandung-Pangalengan, Ciamis-Pangandaran, Purwokerto-Cilacap, Purwokerto-Wonosobo via Bandara JB.Soedirman dan lain-lain. Termasuk rencana permanen Kereta Baturraden yang sebelumnya diadakan dalam rangka Nataru 2022/2023. Berdasarkan kajian; pengaktifan jalur lama akan membangkitkan multiplyer efek bagi perekonomian dan pariwisata. Pada kesempatan yang sama manajemen PT KAI juga menerima masukan dari para pengurus Perkumpulan Perantau Banyumasan di Bandug Raya yang ternyata sangat baik, diantaranya mobilitas warga dengan kereta api jauh lebih aman dan nyaman, sedang hambatannya adalah konektifitas antara kereta dengan moda lain yang belum baik menyebabkan waktu tunggu yang lebih lama, dan adanya jalur-jalur sebidang yang sering menimbulkan masalah kemacetan bahkan bahaya bagi masyarakat pelintas jalur dimana penyelesaiannya sering mentok akibat status pengelola lahan yang berbeda kewenangan.
Pada pertemuan di Hotel Sheraton yang dihadiri oleh Pengurus Genta Sentramas Indonesia, Seruling Mas Korwil Bandung, Perwakilan Paguyuban Jawa Tengah dan Papeling, Abdul Kholik menyampaikan terima kasih kepada para pengurus perantau/diaspora Jawa Tengah di Bandung Raya yang telah berkenan hadir memenuhi undangannya. Dalam pertemuan tersebut Kholik menyampaikan bahwa angka kemiskinan Jawa Tengah Bagian Selatan khususnya wilayah Banyumasan tingkat kemiskiniannya mencapai 18% jauh lebih tinggi dibanding wilayah pantura yang hanya 4%, ini menjadi PR bagi kita semua bagaimana mengejar ketertinggalan wilayah selatan dalam mana masyarakatnya justru mempunyai jiwa juang yang patut diacungi jempol. Potensi ini harus dapat dioptimalisasi dengan cara memberi kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan wilayah diantaranya kemudahan transportasi, peningkatan pendidikan, kesempatan berusaha dan pengelolaan pariwisata yang lebih professional.
Ketua Dewan Pengawas Genta Sentramas Indonesia Mudibyo WHS, S.AP, M.M. sebagai juru bicara perantau Banyumasan memperkenalkan perkumpulan dan paguyuban Banyumasan yang ada di wilayah Bandung Raya. Mudibyo juga menyampaikan peranan besar para perantau terhadap daerah asalnya. Selain sebagai corong tak resmi di bidang seni budaya, program-program, juga pariwisata JawaTengah. Perantau Banyumasan banyak berkontribusi di bidang pendidikan, perekonomian, UMKM, permodalan, kuliner, fashion, kesenian tradisional, lingkungan hidup dan pendampingan sosial. Potensi daya dan keunggulan para perantau diwujudkan dengan bantuan pendampingan langsung antar keluarga di perantauan dengan keluarga-keluarga di kampung halaman sesuai kebutuhan mereka. Apabila keluarga di kampung memerlukan bantuan keterampilan di bidang UMKM misalnya, maka para perantau memberikan bimbingan teknis, pemasaran, bahkan permodalan secara langsung sehingga hasilnya juga langsung dirasakan. Kegiatan informal ini tidak birokratif juga nggak pakai ribet.
Untuk kegiatan sosial kemasyarakatan seperti bantuan bencana atau santunan duafa biasanya dilakukan melalui tanggung jawab pengurus, tidak melalui instansi pemda atau Lembaga di daerah karena kemungkinan tidak tepat sasaran bahkan bisa jadi ‘nguyaih segara’ (menggarami laut).
Sedang di lingkungan masyarakat dimana perantau menetap, mereka adaptip dan berbaur dengan masyarakat lingkungannya bersama-sama menjaga ketertiban, memelihara tenggang rasa, dan bersosialisasi baik di bidang usaha maupun seni budaya, sehingga tidak menimbulkan gap sosial.
Dimasa pandemi sebagin perantau terkena PHK, maka perantau lain yang bekerja informal menolong dengan menampung di UMKM-nya. Secara umum para perantau lebih mandiri, bahkan BLT dari pemerintahpun tak dipusingkan walau mereka tak mendapatkannya.
Adapun pendanaan kegiatan perkumpulan dan paguyuban-paguyuban selama ini diperoleh secara mandiri, belum ada kucuran dari CSR BUMN bahkan pemerintah sekalipun. Sedangkan kantor-kantor sekretariat paguyuban rata-rata masih menumpang.
Mengingat para perantau/diaspora ini memiliki energi yang luar biasa bagi daerah asal maupun tempat dimana mereka menetap, Mudibyo mengharapkan Pemerintah Povinsi Jawa Tengah maupun Pemda-pemda Barlingmascapkeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen) dapat merespon, mengakomodir dan menjalin hubungan kemitraan yang baik, jangan cuek kepada warganya yang diperantauan, karena bagaimanapun para perantau ini telah banyak berkontribusi bagi kemajuan daerah. Dalam hal ini Abdul Kholik berjanji akan menjembatani Pemprov Jateng dengan Perkumpulan-perkumpulan Banyumasan di Bandung Raya.
Hadir pada pertemuan ini: Ketua Dewan Pengawas Genta Sentramas Indonesia & Pembina Papeling Indonesia Mudibyo WHS, S.AP, MM, Ketua Umum Genta Sentramas Indonesia Sutarno AJS, Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga Suprapto, Bidang Usaha Kreatif Purwoko & Heri Maryanto, Pengurus Serulingmas Korwil Bandung Raya; Wakil Ketua Kiram, Humas Farhan, Rahmat & Kasam.
Mengakhiri pertemuan dilakukan sesi foto bersama dan Yel-yel semua paguyuban yang justru dipimpin langsung oleh Abdul Kholik dengan semangat.
Kontributor Rama Wirya
Doc.Foto by Purwoko
Alhamdulillah semoga bisa saling bersinergi dan berkomitmen untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi
BalasHapusAlhamdulillah berkat silaturahmi ada keterbukaan informasi dan terjalinya komunikasi antara perwakilan daerah di pusat dengan masyarakat bawah sebagai pelaku ekonomi, budaya dan pariwisata. Salam paseduluran.
BalasHapusSemoga kegiatan silaturahmi seperti dapat sering diadakan untuk menampung masukan dan aspirasi. Tentunya bukan oleh legislatif saja, tetapi juga dengan eksekutip melalui pemda-pemda terkait. 'Nek dudu inyong karo rika sapa maning?'
BalasHapus