PERESMIAN TUGU KUJANG PAPASANGAN MAKO BRIGIF 15 KUJANG 2 CIMAHI
Sabtu 19 November 2022 tengah malam terdengar notifikasi HP, setelah dibuka ternyata sepucuk surat elektronik dari KAWARGIAN ABAH ALAM yang ditandatangani langsung oleh pangersa Abah Alam (Bpk. Adhitiya Alam Syah) selaku pimpinan kawargian untuk giat acara Minggu, 20 November 2022 bertempat di Mako Brigif 15 Kujang 2 Cimahi.
Tepat pukul 11.45 WIB. saat azan dzuhur saya tiba di lokasi dan menyempatkan sholat berjamaah bersama tamu undangan lainnya kebetulan anggota HPJKB Bandung selatan.
Lokasi acara dibagi 3 yaitu di indoor Lobby Mako Brigif, Panggung VIP di halaman Mako, dan tenda hiburan di halaman parkir depan Mako. Mendapat info Abah Alam sudah menunggu di tenda; saya langsung menemui dan beliau tampak gembira melihat kedatangan saya. Sambil menunggu tamu lainnya dating saya sharing tentang budaya, kesenian tradisional, jati diri, karakter bangsa, serta sedikit membahas tentang rencana peresmian tugu kujang papasangan sebagai pengganti tugu lama yang ambruk karena usia dan konstruksi kurang kokoh.
Melihat bentuk tugu kujang yang berdiri megah di sisi kanan-kiri gerbang, di landasan deder (gagang) kujang terdapat relief berbentuk mirip buah kenanga. Karena penasaran saya tanyakan langsung kepada beliau, : “Di bawah kujang itu relief apa Abah? Buah pisang, pepaya atau apakah?”.
Abah menjawab: “Itu bukan pisang, tetapi relief bunga Wijaya Kusuma tiga dimensi, artinya orang Sunda selain memaknai kujang sebagai lambang/simbol dan wewarah, sejak nenek moyang memaknai kujang juga sebagai piandel (bukan senjata tajam) yang penuh filosofi. Disitu dipasangkan dengan bunga Wijaya Kusuma yang melambangkan inspirasi, sumber kehidupan, tanda keprabon dan waluya jati.”
Mendengar jawaban Abah saya terkesima, mengingat bunga Cangkok Wijaya Kusuma berasal dari Pulau Nusakambangan Cilacap dan merupakan bagian dari wilayah wong Banyumasan, dimana masyarakat Banyumasan sangat menghormati dan menghargai bunga Cangkok Wijaya Kusuma sebagai bunga kehidupan dan lambang keprabon. Hal ini membuat saya bangga karena GENTA SENTRAMAS INDONESIA pada Logo barunya telah mengganti Kudhi sebagai bedhama dengan bunga Cangkok Wijaya Kusuma sakembaran. Klop-lah sudah, pastinya obrolan saya dengan Abah semakin serius dengan topik lambang-lambang tadi plus filosofinya. Melihat saya bersama abah serius berdiskusi, sepintas beberapa tamu lain nguping sambil mengangguk-angguk tanda mengerti.
Tak terasa obrolan begitu serius hingga MC mengumumkan acara akan segera dimulai dan tamu undangan VIP dipersilahkan menaiki panggung kehormatan. Namun sebelum naik panggung, saya diminta teman komunitas Jamparing Walet Basura untuk menemui dulu bunda Ully Sigar Rusady berbagi info tentang merawat budaya dan kearifan lokal yang sama-sama sedang dan akan kita jalani. Setelah foto Bersama kami menuju panggung VIP.
Duduk satu meja : Pembina/Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Genta Sentramas Indonesia Bpk. MBR. Mudibyo WHS. S.AP, M.M (panggilan Rama Wirya), Komandan Brigif 15 Kujang 2 Cimahi, budayawan/akademisi Bpk.Roza Rahmadjasa Mintaredja (panggilan akrab kang Ocha), mantan Kapolda Jabar Inspektur Jenderal Pol. (Pur). Bpk. DR. Drs.H. Anton Charliyan, M.PK.N, Direktur Executive Lembaga Perlindungan Tunas Bangsa Ibu DR. Sitti Hikmawatty, S.ST, M.Pd., Bu Eni DPD Jabar, Budayawan/Pimpinan Kawargian Abah Alam Bpk.Adhitiya Alam Syah (panggilan akrab Abah Alam) dan Ketua Presidium MCKN Pajajaran Prov. Jabar ibu N.R. Rulany Indra Gartika Rusady Wirahaditenaya B.Mus.MA (Bunda Ully Sigar Rusady). Sementara di meja lain ada Plt. Walikota Cimahi, DR. Darwis, Sekjen Baranusa Pajajaran Ki Pamanah Rasa, Bpk. Ari Mulya Subagja, para Budayawan, Pegiat lingkungan dan beberapa tamu lainnya yang saya belum kenal.
Pada kata sambutannya; Ketua panitia menyampaikan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran para tamu undangan dari berbagai penjuru.
Komandan Brigif 15 Kujang 2 menyampaikan rasa terima kasih dan hormat atas prakarsa pembuatan patung kujang sepasang yang penuh filosofi ini bagi TNI khususnya Brigif 15.
Direktur Executive Lembaga Perlindungan Tunas Bangsa Ibu DR.Sitti Hikmawatty, S.ST, M.Pd. menyampaikan pentingnya tunas-tunas muda yang sehat dan cerdas sebagai penerus generasi. Sementara saat ini masih banyak anak-anak stunting dan generasi muda yang terkontaminasi gaya hidup global yang kurang anggah-ungguh.
Sedang Bpk.Roza Rahmadjasa Mintaredja selaku budayawan sekaligus akademisi menyampaikan kesaksian bahwa Kujang tidak termasuk senjata tajam, namun merupakan pusaka piandel penuh filosofi dan tuntunan bagi bangsa Sunda, serta merupakan simbol kearifan sejak era Padjadjaran bahkan sebelumnya.
Mengakhiri rangkaian sambutan, bunda Ully mengajak kita sebagai warga bangsa jangan sampai lupa sejarah dan pelihara karya-karya kearifan leluhur kita yang adi luhung. Kita jangan mau diadu domba, dipotong alur sejarah dengan cara menghilangkan bagian-bagian sejarah bangsa, menghancurkan bukti-bukti artefak sejarah, dan mencekoki dengan budaya asing yang nggak jelas juntrungannya.
Selanjutnya sebagai simbolisasi dilakukan pembukaan selubung tugu oleh Komandan Brigif 15, dan penyerahan Kujang Pusaka oleh Abah Alam kepada Komandan Brigif 15 Kujang 2 Cimahi.
Hadir juga pada acara tersebut ialah: Direktur Wisata Kampung Bamboo Abah Yudhi, Ketua FKPM Jabar Bpk. Tubagus Doni Rasmayuningrat, Rombongan Komunitas Jamparing Tradisional Walet Basura Pajajaran dipimpin Raden Arya (Rd.Muhammad Novie Kurniawan Kartadibrata), Paguyuban Jaga Budaya Geger Kalong, Komunitas Seni Beladiri Pencak Silat, Pengurus HPJKB, Ahli tulisan kuno Mang Ujang Laif, Staf Siliwangi News pimpinan Bang Martika Edison Mahawarman, grup-grup keseniman dan lain-lain yang tak dapat disebutkan satu-persatu.
Marilah bergandengan tangan bersama-sama merawat dan memajukan seni budaya bangsa Nusantara yang adi luhung.
Kontributor : Rama Wirya
Doc. foto by Rama Wirya, Ai Kircon, Edison, Mandala Cakrayudha
salam budaya
BalasHapus